REKONSTRUKSI PERANAN TOMAKAKA DALAM PENYELESAIAN KASUS ADAT SIPALLAIAN DI KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

JOHAN, SANIAR (2020) REKONSTRUKSI PERANAN TOMAKAKA DALAM PENYELESAIAN KASUS ADAT SIPALLAIAN DI KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. Other thesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo.

[thumbnail of SANIAR JOHAN.pdf] Text
SANIAR JOHAN.pdf

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK
Saniar Johan, “Rekonstruksi Peranan Tomakaka dalam Penyelesaian Kasus Adat
Sipallaian di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara” Skripsi Program
Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Palopo.
Dibimbing oleh Dr. Rahmawati B, M. Ag dan Dr. Hj. Andi Sukmawati Assaad,
S. Ag., M. Pd.
Skripsi yang berjudul Rekonstruksi Peranan Tomakaka dalam Penyelesaian
Kasus Adat Sipallaian di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang keberadaan Tomakaka, serta
peranan Tomakaka dalam penyelesaian kasus adat Sipallaian di Kecamatan
Masamba Kabupaten Luwu Utara, untuk mengetahui faktor penghambat peranan
Tomakaka dalam penyelesaian kasus adat Sipallaian di Kecamatan Masamba
Kabupaten Luwu Utara.
Data penelitian disajikan dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan normatif, sosiologis dan antropologis. Adapun sumber
data yang dilakukan dalam penelitian yaitu sumber data primer dan data sekunder,
selanjutnya teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu editing, klarifikasi,
verifikasi, analisis data penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keberadaan Tomakaka di Masamba
diakui oleh masyarakat dan pemerintahan biasanya disebut sebagai Puang Tomakaka
Masamba, yang diartikan sebagai orang besar pertama Masamba. Sehingga
Tomakaka memiliki hak dan wewenang untuk menangani kasus adat yang dilaporkan
dan menyelesaiakannya menggunakan hukum adat oleh lembaga adat yang sudah
ada dari zaman dahulu. Peranan Tomakaka dalam penyelesaian kasus adat Sipallaian
sangat penting karena pada zaman dahulu kawin lari merupakan pelanggaran adat
yang seharusnya diselesaiakan dengan cara adat, Tomakaka Masamba biasanya
memberikan sanksi bagi pelaku yang melakukan Sipallaian yaitu menjatuhkan denda
yang biasanya disebut dengan Dipangalai, sanksi yang didendakan biasanya satu
ekor kerbau bagi pelaku, tetapi jika keluarga perempuan memilki garis keturunan
darah biru biasanya disebut keturunan Kapuangan akan lebih besar jumlah kerbau
yang didendakan, biasanya sampai delapan ekor kerbau. Baik yang terjadi pada
keturunan Kapungan Bija Tomakaka, Bija Tomainawa atau Bija Tobaliara‟. Adapun
faktor penghambat peranan Tomakaka dalam penyelesaian kasus adat, yakni sudah
tidak adanya lagi masyarakat adat seperti zaman dahulu yaitu menyelesaikan kasus
adat menggunakan lembaga adat yaitu Tomakaka, tetapi masyarakat di waktu ini
langsung membawa kasusnya ke hukum pemerintahan, padahal ada beberapa kasus
yang bisa diselesaikan di lembaga adat, seperti kasus kawin lari, sengketa tanah,
kerusuhan, dan lain-lain.
Kata Kunci : Tomakaka dalam penyelesaian kasus adat Sipallaian.

Item Type: Thesis (Other)
Divisions: Fakultas Syariah > Program Studi S-1 Hukum Keluarga
Depositing User: Harding Sulu
Date Deposited: 06 Jul 2023 06:02
Last Modified: 06 Jul 2023 06:02
URI: http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/6966

Actions (login required)

View Item View Item