IMPLIKASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP INTERAKSI SOSIAL REMAJA BROKEN HOME DI KELURAHAN LINDAJANG KECAMATAN SULI BARAT KABUPATEN LUWU

Skripsi ini membahas tentang implikasi layanan bimbingan dan konseling terhadap interaksi sosial remaja broken home di Kelurahan Lindajang Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan terhadap interaksi sosial remaja broken home serta mengetahui implikasi layanan bimbingan dan konseling yang diberikan terhadap interaksi sosial remaja broken home di Kelurahan Lindajang Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara melalui informan masyarakat, orang tua dan anak remaja korban broken home dan data sekunder diperoleh melalui studi teoritis pustaka. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) bentuk layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
terhadap interaksi sosial remaja broken home di Kelurahan Lindajang Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu yaitu dengan pemberian layanan informasi dalam layanan informasi ini orang tua atau masyarakat dapat memberikan materi tentang cara bertingkah laku dengan baik dan memberikan arahan tentang berperilaku sosial dilingkungan sekitar. Layanan bimbingan kelompok dalam pelayanan bimbingan kelompok ini dapat diberikan materi tentang cara bertingkah laku yang baik, sopan
dan memberikan pengarahan dengan cara berperilaku prososial yang baik di lingkungan sekitar. Konseling individual dalam layanan ini dapat diberikan materi yang berkaitan tentang cara berperilaku sosial dengan baik di lingkungan sekitar, sehingga dapat meminimalisir perilaku sosial yang negatif pada remaja broken home. (2) Implikasi bagi bimbingan dan konseling dapat dilakukan yang pertama kerja sama remaja dari keluarga broken home agar bisa menjalin kerja sama dilingkungan masyarakat. Yang kedua simpati dan empati remaja dari keluarga broken home, remaja dari keluarga broken home memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi dilingkungan masyarakat, mereka cenderung suka menolong orang lain. Karena menurut mereka menolong orang lain merupakan kewajiban setiap orang, mereka juga menujukkan simpati dan empati pada tetangga yang terkena musibah. Serta menghormati orang lain remaja dari keluarga broken home mencerminkan perilaku menghormati orang lain dengan baik, mereka tidak pernah bermasalah dan membuat keributan dengan orang lain. Remaja dari keluarga broken home juga sudah menerapkan etika yang baik kepada orang tua, walaupun ada beberapa diantara mereka yang belum menerapkan etika terhadap orang yang lebih tua.
Kata Kunci. Bimbingan dan Konseling, Interaksi Sosial, Remaja, Broken Home.