KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN ANAK DI KOTA PALOPO

Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan penggunaan bahasa tidak santunn oleh anak-anak di daerah pegunungan, perkotaan, dan pesisir Kota Palopo serta menilai tanggapan orang tua terhadap fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan informan anak-anak berusia 8–12 tahun dan orang tua di tiga lokasi penelitian yaitu pegunungan, perkotaan, dan pesisir. Hasil menunjukkan variasi ketidaksantunnan berbahasa dipengaruhi konteks sosial budaya masing-masing daerah. Daerah pegunungan, anak-anak cenderung menggunakan bahasa dengan nada tinggi dalam situasi konflik. Daerah perkotaan, bahasa tidak santunn sering muncul dalam candaan maupun konflik. Daerah pesisir, bahasa tidak santun lebih umum dalam interaksi sosial antara teman-teman. Pemaknaan bahasa tidak santunn juga berbeda di setiap daerah. Daerah pegunungan lebih mengutamakan komunikasi sopan sementara di perkotaan dan pesisir, bahasa tidak santunn lebih diterima dalam kehidupan sehari-hari. Tanggapan orang tua daerah pegunungan lebih tegas menanggapi bahasa tidak santun demi keharmonisan sosial sementara di perkotaan dan pesisir meskipun lebih menantang, orang tua tetap berusaha mengajarkan anak-anak berbicara sopan. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku bahasa anak-anak dan pentingnya peran orang tua dalam mendidik etika berbahasa yang baik.
Kata kunci: ketidaksantunan berbahasa, Anak, Kota Palopo.