STRATEGI PENINGKATAN KEPERCAYAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI MOBILE BANKING MELALUI TEKNIK ANALISIS SWOT

Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi peningkatan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi mobile banking (BRImo) di Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, melalui pendekatan analisis SWOT. Metode kuantitatif diterapkan dengan survei terhadap 110 responden (nasabah BRI
Wasuponda), dilengkapi observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian mengungkap dua hambatan utama: (1) Persepsi risiko teknologi (67,3% non- pengguna khawatir kehilangan dana/data), dan (2) Kegagalan fungsi edukasi (62,7% responden menyatakan tidak ada pendampingan lanjutan dari bank). Namun, temuan juga menunjukkan potensi strategis dari kekuatan
internal seperti kepercayaan tinggi pada fitur keamanan BRImo (83,6% pengguna) dan peluang eksternal seperti program pelatihan digital OJK/pemerintah serta kolaborasi komunitas lokal. Berdasarkan matriks TOWS, dirumuskan empat
strategi prioritas: Integrasi modul BRImo dalam pelatihan desa pemerintah (SO), Pembentukan kader digital berbasis kelompok tani untuk pendampingan teknis (WO), Kampanye testimoni pengguna sukses guna menetralisir isu keamanan viral
(ST), Pengembangan modul edukasi visual/offline untuk daerah infrastruktur terbatas (WT). Implikasi penelitian memperkaya model Technology Acceptance Model (TAM) dengan menegaskan peran kritis variabel kontekstual (risk perception, mentorship) dalam adopsi teknologi pedesaan. Rekomendasi praktis
mencakup desain program pendampingan berjenjang oleh BRI, kolaborasi multipihak, dan peningkatan literasi digital berbasis karakteristik lokal. Penelitian ini menjadi rujukan bagi pengembangan inklusi keuangan digital di daerah
pedesaan Indonesia.

Kata kunci: analisis SWOT, inklusi keuangan, Kepercayaan pengguna, literasi digital, mobile banking.