PEMAKNAAN TRADISI LEBARAN KETUPAT DI DESA RAWAMANGUN KECAMATAN SUKAMAJU SELATAN

Era modern ini, banyak generasi muda melaksanakan tradisi lebaran ketupat hanya sebatas seremonial tanpa memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini mendorong peneliti untuk mengidentifikasi makna tradisi lebaran
ketupat bagi masyarakat dan fungsi tradisi lebaran ketupat dalam membangun hubungan sosial di masyarakat. Penelitian ini bertujuan 1) untuk menganalisis fungsi tradisi lebaran ketupat dalam membangun hubungan sosial di masyarakat. 2)
untuk menganalisis makna tradisi lebaran ketupat di Desa Rawamangun. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan teori Fungsionalisme Bronislaw Malinowski. Penelitian ini menggunakan sumber data
primer yaitu obeservasi, wawancara dan dokumentasi bersama masyarakat desa Rawamangun dan data skunder yang skripsi, disertasi dan artikel yang berkaitan dengan tradisi lebaran ketupat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tradisi Lebaran Ketupat memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi, mempererat tali silaturahmi, dan berbagi melalui sedekah. 2) tradisi ini juga mengandung makna spiritual, yakni sebagai momen untuk saling
memaafkan dan mensucikan diri setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan dan puasa Syawal. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai religius dan budaya yang masih dijaga dan diwariskan secara turun-temurun.

Kata Kunci : Pemaknaan, Tradisi Lebaran Ketupat, Fungsionalisme Malinowski