AHMAD, MULIANA (2023) PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN MEMAKAN UTTI MANURUNG (STUDI KASUS MASYARAKAT DESA MANURUNG KECAMATAN MALILI KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN). Other thesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo.
Text
MULIANA AHMAD.pdf Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK
Muliana Ahmad, 2023. “Pandangan Islam terhadap Tradisi Larangan Memakan
Utti Manurung (Studi Kasus) Masyarakat Desa Manurung Kecamatan
Malili Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan”. Skripsi Program Studi
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Agama Islam Negeri Palopo. Dibimbing
oleh Dr. Syahruddin, M.HI dan Amrul Aysar Ahsan, S.Pd., M.Si.
Skripsi ini membahas tentang tradisi larangan memakan utti manurung di
desa Manurung. Penelitian ini bertujuan: Guna mengetahui dan memahami
sejarah munculnya larangan memakan utti manurung di desa Manurung
Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur; Guna mengetahui dan memahami
pandangan Islam terhadap larangan memakan utti manurung bagi masyarakat
desa Manurung kabupaten Luwu Timur; Untuk mengetahui dan memahami
pengkajian tafsir al-Qur’an tentang menjaga alam sekitar dengan larangan
memakan utti manurung.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif yang
digunakan bersifat penelitin lapangan (field research). Informan penelitian yaitu
Masyarakat desa Manurung. Tekhnik pengumpulan data untuk penelitian ini
digunakan beberapa metode yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah
peneliti mengumpulkan semua data selanjutnya disusun menggunakan analisis
kualitatif yang sifatnya mendeskripsikan data sehingga ditarik kesimpulan untuk
menjawab permasalahan penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Sejarah larangan
memakan utti manurung mereka berasal dari tanah liat yang bertumpuk yang
menyerupai manusia dan utti manurung itu menempel ditanah yang berbentuk
seperti manusia sehingga bercampur dengan tanah dan dari situlah di masukkan
nyawa atau roh sehingga dikatakan bahwa utti manurung adalah diri kita sendiri
dan asal mula utti manurung dianggap hakiki dan tidak boleh dimakan. Kedua,
Pada hakikatnya Allah swt sudah memberikan alam yang begitu luas dan dipenuhi
dengan berbagai macam tumbuhan untuk di manfaatkan dan dijadikan sebagai
bahan makanan, larangan memakan utti manurung pun tidak ada disebutkan dalam
al-Qur’an dan hadis sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam pandangan
Islam halal memakan utti manurung. Ketiga, dari tafsir al-Jawahir Jauhari fi tafsir
al-qur’an al-Karim, terdapat enam peranan manusia dalam melestarikan alam, yaitu
sebagai khalifah, pemakmur alam, pemanfaat alam, pelindung alam, pendidikan
generasi dan pencegah dari kerusakan alam. Dari peranan tersebut hal yang harus
dimiliki setiap manusia adalah ilmu pengetahuan untik menunjang perilaku yang
baik terhadap sesama ciptaan Allah swt salah satunya adalah alam.
Kata kunci: pandangan Islam, tradisi, Utti Manurung
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2X1 Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Program Studi S-1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Harding Sulu |
Date Deposited: | 28 Nov 2023 00:37 |
Last Modified: | 28 Nov 2023 00:37 |
URI: | http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/8016 |
Actions (login required)
View Item |