SANTA, SASMITHA FEBRIYANTI (2024) HĀRŪT DAN MĀRŪT DALAM KITAB TAFSIR AL-MĪZĀN KARYA MUḤAMMAD ḤUSAIN ṬABĀṬABĀ’Ī. Other thesis, Institut Agama Islam Negeri Palopo.
Text
ABSTRACT.pdf Download (505kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) |
|
Text
Skripsi Sasmitha (REPOSITORY).pdf Download (1MB) |
Abstract
xix
ABSTRAK
Sasmitha Febriyanti, 2024. “Hārūt dan Mārūt dalam Kitab Tafsir al-Mizān Karya
Muhammad Husain Ṭabāṭabā’ī”. Skripsi Program Studi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Institut Agama Islam
Negeri Palopo. Dibimbing oleh Hj. Ratna Umar dan Amrullah Harun.
Skripsi ini membahas tentang penafsiran Muhammad Husain Ṭabāṭabā’ī tentang
Hārūt dan Mārūt di dalam Kitab Tafsir al-Mizān. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pendapat Muhammad Husain Ṭabāṭabā’ī mengenai
malaikat dan Hārūt Mārūt di dalam Kitab Tafsir al-Mizān. Penelitian Library
Research ini dilakukan menggunakan metode tahlili dengan al-Qur’an sebagai
data primer serta data sekunder berupa kitab-kitab tafsir, buku-buku ilmiah, dan
artikel ilmiah, kemudian dilakukan telaah dan analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam bahasa, istilah Malaikat atau Malaikah merupakan
bentuk jamak dari kata malak. Kata malak berasal dari alaka, mal'aka, dan malak.
Dari akar kata tersebut, diperoleh kata malaik adalah utusan Allah. Kata malak
berasal dari mal'aka yang berarti pesan. Dalam pengertian umum, malaikat adalah
makhluk halus yang tercipta dari cahaya, memiliki kemampuan untuk mengambil
berbagai bentuk, patuh terhadap perintah Allah, dan tidak pernah memberontak.
Muḥammad Ḥusain Ṭabāṭabā’ī di dalam tafsir al-Mizān menjelaskan bahwa
Malaikat dipandang sebagai utusan Allah yang bertugas menyampaikan berita-
berita dari Allah kepada makhluk-Nya. Malaikat memiliki fungsi sebagai
perantara antara Allah dan ciptaan-Nya, terutama dalam menyampaikan wahyu
kepada para nabi dan rasul serta kepada manusia pilihan. Malaikat berbeda
dengan Ruh. Ruh merupakan suatu hakikat dari kekuatan yang memiliki tingkatan
bermacam-macam dan ia berupa sumber kehidupan yang berasal dari alam
malakut. Sedangkan pada QS. Al-Baqarah/2: 102, Ṭabāṭabā’ī menjelaskan di
dalam tafsirnya bahwa Hārūt dan Mārūt diutus oleh Allah swt. sebagai ujian untuk
manusia. Hal ini sama dengan tanggapan Ṭabāṭabā’ī mengenai malaikat pada
bentuk yang lebih umum yaitu utusan. Ṭabāṭabā’ī menjelaskan bahwa kehadiran
dua malaikat tersebut dimaksudkan untuk menegaskan bahwa kekuasaan
Sulaiman, yang melibatkan penguasaan atas jin, manusia, dan sejenisnya,
bukanlah hasil dari sihir. Sebaliknya, apa yang terjadi pada Nabi Sulaiman adalah
mukjizat yang diberikan langsung oleh Allah. Kedatangan Hārūt dan Mārūt
bertujuan untuk mengajarkan ilmu sihir kepada manusia, sehingga masyarakat
dapat membedakan antara mukjizat dengan sihir.
Kata Kunci : Hārūt dan Mārūt, Tafsir al-Mizān, Muhammad Husain Ṭabāṭabā’ī
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Program Studi S-1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Harding Sulu |
Date Deposited: | 19 Mar 2024 05:57 |
Last Modified: | 19 Mar 2024 05:57 |
URI: | http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/8393 |
Actions (login required)
View Item |