AKOMODASI NILAI-NILAI PLURALISME DALAM ACARA ADAT RAMBU SOLO DI TORAJA (ANALISIS URF)

PATIARA, SYAHRIL BIN (2024) AKOMODASI NILAI-NILAI PLURALISME DALAM ACARA ADAT RAMBU SOLO DI TORAJA (ANALISIS URF). Diploma thesis, Institut Agama Islam Negeri Palopo.

[thumbnail of ABSTRAK.pdf] Text
ABSTRAK.pdf

Download (233kB)
[thumbnail of PUSTAKA.pdf] Text
PUSTAKA.pdf

Download (185kB)
[thumbnail of REPOS.pdf] Text
REPOS.pdf

Download (7MB)

Abstract

ABSTRAK
Nama : Syahril Bin Patiara
NIM : 2205030016
Konsentrasi : Hukum Keluarga
Judul Tesis : Akomodasi Nilai-Nilai Pluralisme dalam Acara Adat Rambu Solo’ di
Toraja (Analisis Urf)
Tesis ini membahas masalah,1). Praktik tradisi rambu solo’ yang ada di Toraja. 2).
nilai pluralisme pada tradisi rambu solo di Toraja, 3) dan analisis urf terkait prosesi rambu
solo’ di Toraja.
Penelitian ini adalah penelitian dengan model kualitatif dengan menggunakan
pendekatan sosiologis hukum dan pendekatan empiris Dalam penelitian ini juga
menggunakan pendekatan analisi urf. Adapun alat pendukung penelitian/instrumen yang
peneliti gunakan dalam proses pengumpulan data adalah yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian dan analisis menyimpulkan sebagai berikut: 1) Rambu solo’atau
disebut juga aluk rampe matampu’ dimana dalam bahasa Toraja kata rambu berarti asap dan
solo’ berarti turun. Jadi jelas bahwa rangkaian upacara rambu solo’ acara puncak dilaksanakan
pada saat matahari akan tenggelam. Dalam pelaksanaan rambu solo’ di Toraja terbagi kedalam
beberapa tingkatan. Pertama, disili’ yakni upacara pemakaman untuk kasta tingkat rendah dan
bayi yang belum mempunyai gigi. Kedua, di pasangbongi yakni upacara pemakaman bagi tana’
karurung (orang merdeka atau bukan hamba) , prosesinya berlangsung singkat dan bisa juga
dilaksanakan oleh kasta yang lebih di atas seperti tana’ bulawan dan tana’ bassi apabila
kemampuan ekonomi mereka tidak mampu. Ketiga, dibatang atau didoya tedong yakni upacara
untuk kaum menengah ke atas (tana’bassi) akan tetapi bisa juga umtuk kaum bangsawan
(tana’bulaan). Keempat, rapasan yaitu upacara yang dikhususkan bagi kaum bangsawan
(tana’bulaan). Dalam upacara ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu dihalaman
tongkonan dan di Rante. 2) Nilai pluralisme yang ada dalam tradisi rambu solo yang ada di
Tana Toraja sangat terjaga, salah satu aspek dari kebersamaan tersebut adalah adanya
panggilan akrab atau panggilan kasih sayang yang bertujuan untuk kasih sayang sehingga
dikenal isitlah di Toraja yang populer dengan 3S (Sikamali, seling merindukan sehingga
meluangkan waktu untuk hadiri, Siangga’; saling menghargai dengan memahami peran dan
posisi masing-masing, dan Siangkaran; saling membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dalam suasan spontanitasi penuh keikhlasan). 3) Urf pada prosesi rambu solo’ di Tana Toraja
tergolong pada ‘urf shahih dan fasid hal ini disebabkan karena pada prosesi rambu solo aluk
to sallang tidak memiliki pertentangan syariat Islam karena pelaksanaannya umumnya
dilakukan sebagaimana pada wilayah-wilayah lain namun di Tana Toraja memiliki tambahan
yang merupakan asimilasi dari adat Aluk todolo yaitu memotong kerbau yang disajikan pada
saat prosesi rambu solo aluk to sallang yang dipandang tidak bertentangan dengan syariat
sehingga dikategorikan kedalam ‘urf shahih; Adapun prosesi rambu solo aluk todolo maupun
prosesi rambu solo aluk to sarani merupakan ‘urf fasid karena di dalamnya banyak
bertentangan dengan syariat Islam. Namun demikian larangan tersebut sebagian besar tidak
diikuti oleh muslim Toraja karena non muslim yang ada di Toraja mengerti tentang larangan
dalam ajaran Islam.
Kata Kunci: Nilai-Nilai Pluralisme, Rambu Solo Toraja, Analisis Urf .
xviii
ABSTRACT
Name : Syahril Bin Patiara
Reg. Number : 2205030016
Study Program : Islamic Family Law
Title : Accommodation of Pluralistic Values in the Rambu Solo Traditional Event
in Toraja (Urf Analysis)
This thesis focuses on several issues: 1). The practice of the Rambu Solo tradition in
Toraja. 2). the value of pluralism that exists in the Rambu Solo tradition in Toraja, 3) and
related urf analysis regarding the Rambu Solo tradition in Toraja. This research is
qualitative research that uses a legal sociological approach and an empirical approach. This
research also uses a urf analysis approach. The research support tools/instruments used in
collecting data are observation, interviews and documentation.
The results of the research and analysis concluded as follows: 1) Rambu solo' or also called
aluk rampe matampu' where in Toraja the word rambu means smoke and solo' means
down. So it is clear that the series of Rambu Solo' peak ceremonies are held when the sun
is about to set. The implementation of the Solo signs in Toraja is divided into several
levels. First, disili', which is a funeral ceremony for low-level castes and babies who do not
have teeth. Second, in Pasangbongi, namely the funeral ceremony for tana' karurung (free
people or non-slaves), the procession is short and can also be carried out by upper castes
such as tana' bulawan and tana' bassi if their economic capabilities are not sufficient. Third,
dibatang or didoya tedong is a ceremony for the upper middle class (tana'bassi) but can
also be for the nobility (tana'bulaan). Fourth, rapasan is a ceremony specifically for the
nobility (tana'bulaan). This ceremony is held 2 (two) times, namely in the tongkonan yard
and in Rante. 2) The value of pluralism in the Rambu Solo tradition in Tana Toraja is very
well maintained, a form of togetherness is the existence of expressions or names for fellow
community members with the aim of strengthening ties of brotherhood in Toraja society
known as 3S (Sikamali, longing for each other so that taking the time to attend, Siangga';
respecting each other by understanding each other's roles and positions, and Siangkaran;
helping each other meet each other's needs in an atmosphere of sincerity and spontaneity).
The three terms mentioned above are linguistic symbols that mark and mediate social
relations between people in Tana Toraja, both Muslims and non-Muslims. 3) The urf in the
Rambu Solo procession in Tana Toraja is classified as Sahih and Fasid, this is because the
Rambu Solo Aluk to Sallang procession does not conflict with Islamic law because its
implementation is generally carried out as in other regions, but in Tana Toraja it has
additional which is an assimilation of the Aluk todolo custom, namely slaughtering buffalo
which is served during the procession of Rambu Solo Aluk to Sallang which is deemed not
to be in conflict with the Shari'a so it is categorized as 'urf shahih; The Rambu Solo Aluk
Todolo procession and the Rambu Solo Aluk to Sarani procession are 'urf fasid because
many of them conflict with Islamic law. However, most of these prohibitions are not
followed by Toraja Muslims because non-Muslims in Toraja understand the prohibitions in
Islamic teachings.
Keywords: Pluralism Values, Rambu Solo Toraja, Urf Analysis.
اٌٍّخضُ
االع
سل ُ اٌم١ذ
اٌرشو١ض ٌ
عٕٛا ْ اثحس
:
:
:
:
شٙش٠ ً ت ٓ تاذ١اسا
2200030012 ِٟ
لا ْٔٛ األعشج اإلعال
عٕٛا ْ األؽشٚحح: اعر١عاب اٌم١ ُ اٌرعذد٠ح ف ٟ حذز ساِث ٛ ع ٌٛٛ اٌرم١ٍذ ٞ ف ٟ ذٛساجا
(ذح١ٍ ً أٚسف)
٠شوض ٘زٌ ااثحسع ٍٝ عذج لؼا٠ا:1). ِّاسعح ذم١ٍذ ساِث ٛ ع ٌٛٛ ف ٟ ذٛساجا.2). ل١ّح اٌرعذد٠ح
اٌّٛجٛدج ف ٟ ذم١ٍذ ساِث ٛ ع ٌٛٛ ف ٟ ذٛساجا،3 ٟ) ٚذح١ٍ ً اٌرعش٠ف ر ٞ اٌظٍح ف١ّا ٠رعٍك ترم١ٍذ ساِث ٛ ع ٌٛٛ ف
ذٛساجا.
٘ٛ تحس ٔٛع ٟ ٠غرخذ َ إٌّٙج اٌغٛع١ٌٛٛج ٟ اٌما ٟٔٛٔ ٚإٌّٙج اٌرجش٠ثٟ، ٠ٚغرخذ َ ٘زا ٘زا اٌثحس
اٌثحٟ٘ ا ٌّالحظح ٟ ج ّع ا ٌث١ا ٔاخ ُ ا ٌثحس ا ٌّغرخذ ِح ف ً ا ٌرعش٠ف ٟ. أد ٚاخ / أد ٚاخ دع ِٕٙج ا ٌرح ١ٍ س أ٠ؼًا
ٚاٌّماتالخ ٚاٌٛشائك.
ٚخٍظد ٔرائج اٌثحس ٚاٌرح١ٍ ً إ ٌٝ ِا ٠ٍٟ:1ٛ ح١س ٟ ِاذا ِث ٌٛن سا ِث ٗ أ٠ؼًا أ ٚ ٠ُط ٍك ع ١ٍ أ ٌٛٛ ٛ ع ) سا ِث
ذع ٕٟ وٍّح ساِث ٛ ف ٟ ذٛساجا اٌذخا ْ ٚوٍّح ع ٌٛٛ ذعٕٟ أعفً. ٌزٌه ف ّٓ اٌٛاػح أ ْ عٍغٍح احرفاالخ رسٚج
ُٙ ساِث ٛ ع ٌٛٛ ذما َ عٕذِا ذى ْٛ اٌشّظ ع ٍٝ ٚشه اٌغشٚب. ٠ٕمغ ُ ذٕف١ز اٌالفراخ إٌّفشدج ف ٟ ذٛساجا إ ٌٝ عذج
ٓ ١ٌظ ٌذ٠ ٚاألؽفاي ا ٌز٠ ٌّٕخفغ ٜٛ ا ٌٍط ٛائف راخ ا ٌّغر ُ ج ٕاصج ٟٚ٘ ِشاع ،ٍٟ ٟ ِغر ٠ٛاخ. أ ٚالً، د٠غ١
ْٛ أع ٕا ْ. شا ١ًٔا، فُٙ تاعأجثٛٔجٟ، أ ٞ ِشاع ُ جٕاصج ذأا واسٚسٚٔج (األشخاص األحشاس أ ٚ غ١ش اٌعث١ذ)، ٠ى
ٓ لذساذ ٌُ ذى ٟ إرا ْ ٚذا ٔا تاع ٌٛٛا ً ذا ٔا ت ِص ٗ ا ٌطثماخ ا ٌع ١ٍا َٛ ت ْ ذم ٓ أ٠ؼًا أ ٠ٚ ّى ٌّٛوة لظ١شًا ا
ٌّر ٛعطح ا ٌٍطثمح ا ٘ٛ احرفاي ٚٔغ ٚ د٠ذ ٠ٚا ذ١ذ ْ االلرظاد٠ح وافٍ. شا ٌصًا، د٠ثاذا ٔغ أً ٌع١ٍا (ذأاتاعٟ) ٌٚى ٓ ٠ّى ٓ أ
َ ٘زا ا ٌحف ٌٍٕثالء (ذ ٕات ٛال ْ). ٠ما ِخظض ْ ٘ٛ احرفاي ٌٍٕثالء (ذا ٔات ٛالا ْ). ساتعًا، ا ٌشاتاعا ْٛ أ٠ؼًا ٠ى
ِشذ١ ٓ (ِشذ١ٓ)، ٚتاٌرحذ٠ذ ف ٟ عاحح ذٛٔغىٛٔا ْ ٚف ٟ سأد.2 ًٛ ) ٠ر ُ اٌحفاظ ع ٍٝ ل١ّح اٌرعذد٠ح ف ٟ ذم١ٍذ ساِث
ع ٌٛٛ ف ٟ ذأا ذٛساجا تشىٟ ٘ٛ ٚجٛد ذعث١شاخ أ ٚ أعّاء ألفشاد اٌّجرّع ُ ج١ذ ٌٍغا٠ح، ٚشى ً اٌع ًّ اٌجّاع
تٙذف ذعض٠ض سٚاتؾ األخٛج ف ٟ ِجرّع ذٛساجا اٌّعشٚف تاع3S(ع١ىاِاٌٟ) ، اٌشٛق ٌثعؼٕا اٌثعغ
تح١س ٠أخز ْٚ اٌٛلد اٌىاف ٟ ٌٍحؼٛس،Sianggaِٓ خالي ف ُٙ أدٚاس ِٚٛالف '؛ احرشا َ تعؼٕا اٌثعغ ٚ
تعؼ ُٙ اٌثعغ،Siangkaran ِٓ ٛ؛ ِغاعذج تعؼٕا اٌثعغ ف ٟ ذٍث١ح احر١اجاخ تعؼٕا اٌثعغ ف ٟ ج
اإلخالص ٚاٌعف٠ٛح). اٌّظطٍحاخ اٌصالشح اٌّزوٛسج أعال ٖ ٟ٘ سِٛص ٌغ٠ٛح ذحذد ٚذٛعؾ اٌعاللاخ االجرّاع١ح
ت١ ٓ إٌاط ف ٟ ذأا ذٛساجا،عٛاء وأٛا ِغ١ٍّ ٓ أ ٚ غ١ش ِغ١ٍّٓ.3) اٌعشف ف ٟ ِٛوة ساِث ٛ ع ٌٛٛ ف ٟ ذأا
ذٛساجا ٠ظٕف ع ٍٝ أ ٔٗ طح١ح ٚفاعذ، ٚرٌه أل ْ ِٛوة ساِث ٛ ع ٌٛٛ أٌٛن إ ٌٝ عاالٔج ال ٠رعاسع ِع
٘ٛ اٌحاي ف ٟ إٌّاؽك األخشٜ، ٌٚى ٓ ف ٟ ذأا ذٛساجا ٌذ٠ٙا اٌشش٠عح اإلعال١ِح أل ْ ذٕف١ز ٖ ٠ر ُ تشى ً عا َ وّا
إٟٚ٘ رتح اٌجاِٛط اٌز ٞ ٠ر ُ ذمذ٠ ّٗ أشٕاء ِٛوة ساِث ٛ ع ٌٛٛ أٌٛن ٟٚ٘ ِحاواج ٌعادج أٌٛن ذٛدٌٚٛ، ػافح ٛ
إ ٌٝ عاالٔج ٚاٌز ٞ ٠عرثش ال ٠رعاسع ِع اٌشش٠عح ٌزٌه ٠ر ُ ذظ١ٕف ٗ ع ٍٝ أ ٔٗ عشف شاٖ. ; ٠عذ ِٛوة ساِث
ْ ا ٟٔ عشفًا فاعذًا أل ٌٝ عاسا ٌٛن إ أ ٌٛٛ ٛ ع ٌٚٛ ِٚٛوة سا ِث ٌٛن ذ ٛد أ ٌٛٛ عٌىص١ش ُِٕٙ ٠رعاسع ِع اٌشش٠عح
اإلعال١ِح. ِٚع رٌه، فإ ْ ِعظ ُ ٘ز ٖ اٌّحظٛساخ ال ٠رثعٙا ِغ ٍّٛ ذٛساجا أل ْ غ١ش اٌّغ١ٍّ ٓ ف ٟ ذٛساجا
٠ف ّْٙٛ اٌّحظٛساخ ف ٟ اٌرعا١ٌ ُ اإلعال١ِح

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2X6.9 Adat Istiadat dalam Islam
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi S-2 Hukum Islam
Depositing User: S.E Irwansyah Muchtar
Date Deposited: 04 Apr 2024 07:03
Last Modified: 04 Apr 2024 07:03
URI: http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/8658

Actions (login required)

View Item View Item