PELAKSANAAN SANKSI ADAT TERHADAP KAWIN LARI MENURUT HUKUM ISLAM DI DESA PENGKENDEKAN KECAMATAN RONGKONG KABUPATEN LUWU UTARA

Abdul Fahmi, 2024. “Pelaksanaan Sanksi Adat terhadap Kawin Lari Menurut
Hukum Islam di Desa Pengkendekan Kecamatan Rongkong Kabupaten
Luwu Utara”. Skripsi Program Studi Hukun Keluarga Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palopo. Dibimbing oleh Andi Sukmawati
Assaad dan Syamsuddin.
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan sanksi adat terhadap kawin lari
menurut hukum islam di Desa Pengkendekan Kecamatan Rongkong Kabupaten
Luwu Utara. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan sanksi adat dalam
perkara kawin lari di Desa Pengkendekan, mengetahui tinjauan dalam hukum
islam terhadap sanksi adat kawin lari di Desa Pengkendekan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan teologis normatif dan empiris. Adapun sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, selanjutnya teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi, teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pelaksanaan sanksi adat
yang berikan kepada pelaku kawin lari di Desa Pengkendekan yaitu dipangallai
atau dipantunui berupa hewan ternak (ayam, kerbau), sanksi berat pada kasus
kawin lari ini yaitu 1 ekor kerbau dan di sembelih dan harus habis dalam satu hari
dan tidak boleh dimakan oleh pelaku kawin lari tersebut serta pada proses
pelaksanannya di hadiri oleh Ketua Adat, Tokoh Adat masyarakat, Imam Masjid,
Keluarga besar si pelaku, Kepala dusun dan masyarakat. Tinjauan Hukum Islam
terhadap kawin lari yaitu dapat dibolehkan ketika telah memenuhi rukun dan
syarat sebuah perkawinan. Rukun dan syarat dalam Islam ialah adanya calon
mempelai laki-laki, adanya calon mempelai perempuan, adanya wali dari
mempelai perempuan, adanyadua orang saksi, adanya ijab dan qabul
Kata Kunci : Sanksi Adat, Kawin Lari, Hukum Islam