UNCOVERING LUWU CULTURAL HERITAGE BUILDINGS TO DEVELOP AUTHENTIC MATERIALS FOR CLT

Penelitian ini mengeksporasi potensi penggunaan bangunan bersejarah di Luwu sebagai bahan autentik untuk pengajaran Bahasa Inggris dalam kerangka Communicative Language Teaching (CLT). Berdasarkan teori sosio-kultural
Vygotsky, ini khususnya konsep scaffolding dan Zone of Proximal Development (ZPD), Penelitian ini menyoroti bagaimana warisan budaya dapat berfungsi sebagai
alat pedadogis yang mendukung baik kompetensi komunikatif maupun kesadaran antarbudaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penelitian perpustakaan dan analisis document sebagai pendekatan utama. Data
dikumpulkan dari literatur akademik, arsip sejarah, dan dokumentasi situs warisan, termasuk Masjid Tua Palopo, Gereja PNIEL, dan rumah-rumah kolonial, analisis mengikuti model interaktif Miles dan Huberman yang melibatkan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa intergrasi materi berbasis warisan ke dalam CLT memperkaya interaksi di kelas, meningkatkan motivasi siswa, dan memperkuat identitas budaya, guru dapat merancang tugas komunikatif berdasarkan sumber data budaya, sementara siswa mendapat manfaat dengan menghubungkan pembelajaran Bahasa dengan warisan lokal mereka. Secara lebih luas, studi ini menyarankan bahwa Pendidikan Bahasa Inggris dapat berfungsi sebagai jembatan antara pelestarian budaya dan komunikasi global.

Kata Kunci: Communicative Language Teaching (CTL), Bangunan Bersejarah, Warisan Budaya